Saturday, December 16, 2017

Monday, September 11, 2017

Hidup Bunga Tak Menentu Karena Ini


Seorang gadis berusia 25 tahun datang menemui saya pagi itu, sebut saja Bunga.

Sebenarnya Bunga seorang gadis yang manis, namun kemanisannya seolah matahari yang tertutup awan mendung pagi itu.

Bunga mengeluh karena merasa hidupnya tanpa arah tujuan yang jelas dan ia tidak berdaya mengatasi ini.

Saya menatap matanya dan mulai melakukan pemetaan masalah dengan mendalam.

Namun seringkali Bunga tidak mampu berkata-kata, hidungnya memerah dan air matanya mengalir dengan deras. Hanya isak tangis yang menjadi jawaban atas pertanyaan saya.

Dengan menggunakan Quantum Hypnotherapeutic Protocol (QHP), saya membantunya masuk sampai kedalaman hipnosis yang sesuai untuk hionoterapi, dan kemudian membantunya untuk mencari akar masalah dari permasalahannya.

Kembali ke masa dalam kandungan ibunya, Bunga berhasil menemukan akar masalah tersebut. Bunga mendengar bahwa sebenarnya ia tidak dikehendaki keluarganya.

Dalam perspektif pikiran, walalupun masih janin, ia bisa mendengar dan mempunyai emosi. Ia juga bisa merasakan energi dari emosi yang saat itu dirasakan sang Ibu.

Dengan teknik yang sesuai dan hati-hati, saya membantu dan menuntun Bunga untuk mengatasi akar masalah yang ditemukannya. Pemahaman dan pola pikir yang baru terbentuk dan Bunga memperoleh hikmah dalam kejadian yang dialaminya.

Bunga merasa plonk, serasa beban yang selama ini menghantuinya dilepas, dan dia merasa nyaman atas perubahan positif ini.

Demikianlah kenyataannya.

Untuk jadwal terapi, hubungi:
H.E.A.L. Center
Hypnotherapy & Mind Technology

Thursday, September 7, 2017

Apakah Hypno-EFT Efektif?

Seminggu lalu sekitar jam 18:00 di kantor, seorang teman (salah satu peserta seminar sebelumnya) datang dan cerita bahwa dia selalu merasa marah dan jengkel setiap kali mengendarai mobilnya melewati ruas jalan tertentu.

Saya sampaikan tentunya untuk mencari apa penyebabnya perlu terapi dengan protokol QHP lengkap.

Karena waktu tidak memugkinkan, saya melakukan pemetaan masalah singkat untuk menemukan hal yang menyebabkan masalahnya.

Saat itu juga, secara cepat, saya bimbing dia untuk melakukan terapi singkat untuk membantunya.

Selama sesi, saya lihat dia gelisah. Penyebabnya karena masih ada beberapa teman kantor lainnya yang masih berseliweran.  Mungkin dia merasa sedikit sungkan. Tapi saya tetap lanjutkan, dan sekitar 10 menit sesi berakhir.

Selepas sesi, saya minta teman saya ini untuk memantau dan melaporkan perkembangan positif yang dia rasakan.

Seminggu berlalu dan kemaren dengan sumringah dia cerita, "Kok bisa ya? Sudah seminggu ini, rasa marah, deg2an dan jengkel, gak mengganggu lagi.... santai rileks banget.. bahkan jika ada motor yang motong jalanpun saya tetap bisa santai dan rileks..."

Saya katakan ini perkembangan yang bagus sekali... kemudian saya tambahkan sedikit sugesti untuk memantapkan hasil yang telah dicapainya.

Bayangkan, hasil seperti ini dapat dicapai walaupun dalam kondisi dimana teman saya kurang fokus karena masih banyak teman kantor yang berseliweran.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal, Apakah Hypno-EFT Efektif? Saya yakin Anda bisa menjawabnya dengan mudah, sekarang...

H.E.A.L. Center

Wednesday, July 19, 2017

Mengapa Perlu Berhati-Hati Ketika Menuliskan Impian? Ternyata Ini Penyebabnya.

Sungguh, secara sadar, saya tidak pernah berpikir, kalau saya bakal mendapatkan hal yang sebenarnya saya inginkan tapi selalu saya tekan dengan Pikiran Sadar (PS). Namun ternyata ketika Pikiran Bawah Sadar (PBS) berkata, PS menjadi kehilangan kekuatannya.

Ini membuktikan teori yang dicanangkan oleh para neurocognitive scientist dimana kekuatan PBS terhadap PS adalah 88%:12%.

Berawal di bulan Desember 2016 lalu, awalnya iseng-iseng saja, saya memasukkan hal ini ke dalam daftar impian saya. Saya mengerti sepenuhnya, bahwa impian ini bertentangan dengan PS saya.

Namun, setiap kali membaca dan membayangkan impian ini, saya merasa antusias dan senang, nyaman sekali rasanya... 

Sebenarnya hal ini memang bukan prioritas utama, awalnya perasaan menyenangkan yang muncul ini selalu saya tekan dengan PS, namun akhirnya saya lepaskan dan nikmati saja. Saya pikir, toh ini kan hanya membayangkan dan merasakan saja, tidak ada salahnya juga kan...

Hari berganti hari, dan waktu berlalu, saya juga tidak tahu bagaimana, ternyata semuanya secara alami mengarahkan dan membawa pada hal ini. Ditengah jalan, PS sempat menyabotase prosesnya, dan saya ikuti, namun ternyata malah proses macet karena berbagai alasan yang tidak masuk akal.

Kemudian, secara tidak sengaja pasangan saya malah meminta saya mrmbaca tulisan dari seorang rekan sejawat Hipnoterapis mengenai perlunya menyenangkan dan memberi penghargaan kepada Bagian Diri tertentu atas apa yang telah dilakukan untuk mendukung kita selama ini, dan kemudian bernegosiasi agar ia mau mendukung lebih lagi.

Setelah bernegosiasi dan memperoleh kesepakatan, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti PBS, dan baru kemudian proses kembali lancar.

Memang tetap saja, semua ini perlu sejalan dengan kehendak dan atas ridho dari Tuhan. Selain itu, tidak mungkin semua ini bisa terjadi. Kita perlu bersyukur, bersyukur dan bersyukur.

Sekarang tinggal menunggu waktu saja, minggu depan saya sudah tidak perlu membayangkan lagi, karena bisa langsung merasakan.

Oleh sebab itu berhati-hatilah ketika menuliskan impian Anda, karena ini bisa menjadi realita bagi Anda...

Demikianlah kenyataannya...

Sunday, April 30, 2017

Ibu Ini Susah Mengendalikan Emosinya. Ternyata Ini Penyebabnya.

Dari beberapa sesi hipnoterapi yang saya lakukan dalam ruang terapi, saya mengamati bahwa kebanyakan 'masalah' yang klien alami dalam kehidupan mereka di masa kini, justru berasal dari suatu kejadian di masa kecilnya yang melibatkan suatu emosi yang sangat intens.

Ironisnya, akar masalah dari kejadian ini mayoritas justru berawal dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga kandung. Penemuan ini juga diperkuat oleh pengalaman dari rekan-rekan sejawat hipnoterapis yang lain.

Beberapa akar masalah yang kami temukan berkutat seputar hal-hal dibawah ini, namun tidak terbatas pada:
1. Hubungan yang buruk dengan orang tua atau saudara kandung;
2. Orang tua super sibuk yang kemudian menciptakan anak yang kesepian;
3. Penggunaan semantik yang salah dari orang tua dan pemaknaan Pikiran Bawah Sadar (PBS) sesuai usianya, yang kemudian menjadi imprint bagi anak;
4. Pelekatan emosi-emosi negatif yang dieksploitasi secara berlebihan oleh orang tua pada masa kecil anak tanpa memperhatikan kondisi anak;
5. Beberapa kasus berhubungan dengan kekerasan fisik ya g sangat membekas dalam pikiran anak;
6. dll.

Dalam usia hingga maksimal 12 tahun, pikiran anak-anak masih dikendalikan sepenuhnya oleh PBS, sehingga dalam sebagian besar kehidupan mereka, sering berada dalam keadaan hipnosis (/trance). Usia 12 tahun bukanlah suatu patokan yang baku, terutama dengan perkembangan zaman yang kian cepat sekarang ini.  Namun  pada dasarnya, ada usia tertentu dimana Pikiran Sadar sudah mulai terbentuk dan mempengaruhi anak.

Nah kembali kepada rentang usia dimana anak masih berada dalam kondisi yang sugestif, dengan demikian, artinya setiap kata, nasehat, dan sugesti yang diberikan oleh lingkungan terdekat mereka, khususnya oleh orang tua sebagai figur otoritas, bisa segera diterima, ditanam dan dilaksanakan oleh PBS anak. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai Imprint, namun hal ini belum akan kita bahas sekarang. Saya akan membahas imprint lebih mendalam pada kesempatan lain.

Yang saya ingin Anda pahami bahwa setiap pengalaman yang dialami seorang anak pada masa kecilnya, terutama pengalaman emosional dengan orang tua mereka, sangat mempengaruhi seluruh rangkaian kehidupan mereka hingga dewasa.

Beberapa waktu lalu, saya menangani masalah seorang klien wanita berusia 38 tahun, sebut saja Ani. Ani mengeluh karena merasa sulit untuk mengendalikan kemarahannya terhadap suami dan anak-anaknya.

Sewaktu saya minta Ani untuk bercerita, tidak ada kata yang terucap dari bibirnya, hanya isak tangis yang terdengar memilukan dan menyayat hati...

Dengan teknik tertentu saya membantu Ani untuk masuk kedalam kondisi 'profound somnambulism' atau kondisi level hipnosis yang aman untuk hipnoterapi, disinilah terungkap akar masalah yang berhubungan dengan sakit hati yang disebabkan bentakan ibunya, kembali saat Ani berusia 7 tahun dan tidak sengaja memecahkan piring, padahal ia sudah minta maaf. Terungkap pula bahwa Ani sudah cukup lama tidak berkomunikasi dengan ibunya, walaupun hanya via telepon.

Segera setelah ditemukan akar masalahnya, dilakukanlah restrukturisasi disana.

Singkat cerita, Ani merasa sangat lega, plong, dan nyaman. Semua perasaan marah dan kecewa itu serasa diangkat, dilepas dan sirna...

Pada akhir sesi, Ani bilang sangat kangen ibunya dan setelah sesi dia akan segera menelepon ibunya untuk mulai menjalin kembali hubungan yang sempat terputus sebelumnya.

Nah, sekarang saya yakin Anda sudah lebih pahami peran penting Anda sebagai orang tua bagi anak-anak Anda. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keberlangsungan dan perkembangan emosional anak.

Demikianlah kenyataannya

Tuesday, April 11, 2017

Ini Cara Mudah Untuk Mempersingkat Waktu

Perjalanan pulang dari acara workshop di Bali ke Jakarta dengan pesawat terbang memakan waktu kurang lebih dua jam.

Memang dua jam terdengar singkat ya, namun singkat atau tidak, ini sifatnya relatif. Dua jam bisa menjadi waktu yang lama dan melelahkan, jika Anda tidak tahu bagaimana menikmatinya atau tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakan.

Coba bayangkan saat Anda harus terbang di penerbangan malam hari, ditambah dengan kondisi fisik dan mental yang sangat lelah, setelah diharuskan menunggu delay selama hampir 90 menit. Letih, lelah, capek, sebel, gemes... semua perasaan ini bercampur-aduk dalam hati dan pikiran Anda. Gimana rasanya? Hmm... sekarang Anda bisa mulai bayangkan dan rasakan, iya kan...

Baik, sekarang mari kita bicara tentang waktu. Dalam dunia Neuro Linguistic Programming (NLP), dikenal istilah distorsi waktu (/Time Distortion). 

Dalam konsep distorsi waktu, kami mempelajari bagaimana caranya untuk mempercepat waktu (/Speeding Time) atau memperlambat waktu (/Slowing Time) dengan menggunakan teknik tertentu. Ini adalah teknik yang sangat bagus, dan teknik inilah yang sering saya gunakan sebelum mulai mengenal dan mempelajari dunia hipnosis.

Setelah mempelajari hipnosis, terutama self-hypnosis yang secara alami memungkinkan kita untuk masuk dengan mudah kedalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan, saya memahami bahwa ternyata teknik ini juga dapat membawa kita mengalani fenomena yang sama dengan Time Distortion - Speeding Time dalam NLP.

Perlu dicatat bahwa teknik Time Distortion dalam NLP dan Hipnosis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan juga berbeda cara penggunaannya. Namun dalam artikel ini, saya hanya akan menyoroti fenomena yang sama-sama dihasilkan dari kedua teknik ini, yaitu distorsi waktu, khususnya Speeding Time.

Bagi saya pribadi, teknik dalam hipnosis inilah yang sekarang lebih sering saya gunakan disaat saya membutuhkan untuk bisa mempercepat waktu dengan mudah. Ini saat seperti yang saya alami dalam dua jam perjalanan dari Bali ke Jakarta yang melelahkan itu.

Satu hal yang menarik adalah, penelitian membuktikan bahwa saat Anda berada dalam kondisi relaksasi, dengan level kedalaman tertentu, secara otomatis terjadilah fenomena yang serupa dengan Time Distortion -Speeding Time, yang saya sudah jelaskan diatas.

Level kedalaman inilah kuncinya, sayangnya tidak semua orang mengerti cara masuk kedalam kondisi relaksasi yang dalam seperti ini. Dalam konteks hipnoyerapi, disinilah peran seorang hipnoterapis menjadi penting. Untuk dapat melakukan terapi yang efektif, diperlukan level kedalaman yang spesifik. Level kedalaman ini disebut dengan Profound Somnambulism dalam skala hipnotic depth level Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI).

Baik, sekarang kembali kedalam kabin pesawat terbang. Demikianlah terjadi, dengan teknik tertentu saya masuk kedalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan dan mempertahankan kondisi ini di level kedalaman 

Saat berada dalam kondisi ini, waktu terasa begitu cepat dan saya baru keluar dari kondisi relaksasi ini saat mendengar sang pramugari mengumumkan saat mendarat yang sudah dekat. Anda tahu artinya kan, artinya saat itu saya sudah berada dalam kondisi relaksasi selama sekitar dua jam. Namun bagi pikiran saya, rasanya baru 15 menit saja saya memejamkan mata.

Dan tahukah Anda apa yang menarik? Saat saya keluar dari kondisi relaksasi itu, saya keluar dengan kondisi tubuh dan pikiran yang sangat segar, mata terang dan penuh dengan semangat baru...

Menarik ya.. bagaimana menurut Anda?

Banyak Orang Takut Hipnosis, Ternyata ini Penyebabnya

Pasangan saya sedang mengikuti kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotheraphy (SECH) dengan kurikulum 110 jam yang dibagi menjadi 3 pertemuan, di Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI). Setelah selesai dengan kurikulum ini, ia bisa segera memperoleh sertifikasi sebagai hipnoterapis (C.Ht.) yang cakap dan handal.

Sebagai bagian dari proses pembelajaran di minggu pertama, ia perlu langsung mempraktekkan apa yang dipelajari di kelas, dengan mencari minimum 10 orang untuk dibantu mengalami relaksasi fisik dan mental yang sangat dalam dan menyenangkan.

Pada tahapan ini, ia belum boleh melakukan terapi secara spesifik; untuk terapi baru boleh dijadwalkan setelah minggu kedua dimana ia telah dilengkapi dengan kemampuan yang mumpuni.

Nah, ini yang menarik, saat pasangan saya mulai mencari klien yang bisa dibantu, ada yang langsung setuju dan segera mendapatkan keuntungan melalui sesi relaksasinya, dimana mereka bisa mulai merasa lebih tenang, nyaman dan ada beberapa yang mulai merasakan perubahan positif dalam hidupnya.

Namun ternyata ada juga yang maju mundur, ragu-ragu, dan bahkan terkesan menghindar... hal demikian sangatlah wajar dan mungkin terjadi karena satu dan lain hal. Ini disebabkan oleh maraknya pemberitaan negatif tentang hipnosis yang kemudian membangun pemahaman yang kurang tepat mengenai hipnosis secara umum, dan hipnoterapi secara khusus.

Mungkin Anda sering mendengar kalimat ini, "Wah... kemaren hampir saja saya di hipnotis". Ini adalah salah satu hal mendasar yang perlu diketahui; kata hipnosis dan kata hipnotis ternyata memiliki arti yang berbeda. Seperti saat kita menggunakan kata pianis, pianis mengacu kepada orang yang memainkan piano. Demikian juga hipnotis, kata hipnotis mengacu kepada orang yang melakukan hipnosis.

Hal lain yang menyebabkan pemahaman yang kurang tepat adalah ternyata mereka mengira bahwa pada saat dalam kondisi relaksasi (/hipnosis), mereka menjadi tidak sadar, sehingga semua rahasia bisa dikorek keluar tanpa dapat dikontrol, hmm... benarkah demikian?

Walaupun saat seseorang dalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan, mereka berada dalam kondisi kesadaran yang sangat spesifik, mereka tetap sadar sesadar-sadarnya dan masih tetap memiliki kontrol atas pikiran mereka dan bahkan masih bisa memilah informasi mana yang mau diungkapkan, juga informasi mana yang tidak mau diungkapkan.

Hipnosis bukanlah tidur, juga tidak bisa mengubah kepribadian atau bahkan mencuci otak seseorang. Kendali sepenuhnya ada dalam diri Anda.

Setelah membaca penjelasan ini, saya percaya sekarang dan seterusnya bisa mulai pahami dengan lebih baik....

Demikianlah kenyataannya.

Friday, March 31, 2017

Ini yang Anak Perlukan dari Anda

Belum lama ini, saya sempat bertemu dan makan siang bersama dengan seorang sahabat. Sembari menikmati makan siang yang lezat, kami menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang mengenai banyak hal, mulai dari pekerjaan, keluarga, hingga kehidupan dunia anak-anak masa kini yang penuh dengan hingar-bingarnya teknologi.

Memang tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk dapat menunjang kemajuan pendidikan anak, jika dikembangkan dengan benar.  

Namun jika ditinjau kembali dengan seksama, bisa mulai pahami bahwa perkembangan dunia teknologi yang sangat cepat, juga membawa dampak bagi perkembangan anak. Secara spesifik jika membahas maraknya penggunaan gawai pada anak di usia dini  Dengan kata lain, anak-anak yang hidup di generasi sekarang ini, sedikit banyak dikondisikan sebagai korban dari teknologi. Ironisnya justru oleh orang tua mereka sendiri. Maksudnya korban? Ya, korban teknologi dari aspek pola perkembangan anak, baik secara fisik maupun secara psikis. 

Mungkin Anda mulai berpikir apa relevansinya, tidak apa, karena hal inilah yang akan kita bahas lebih jauh setelah ini. 

Belum lama ini, saya pernah membaca sebuah artikel, yang membeberkan tentang hasil observasi terhadap anak-anak yang intensitas keakraban dengan gawai cukup tinggi dalam masa pertumbuhannya, sejak usia dini. Dikatakan bahwa sebagian besar dari populasi anak-anak tersebut, secara konsisten, mengalami gangguan perkembangan terhadap kemampuan motoris dan/ atau kinestetisnya.  

Selain artikel diatas, saya juga pernah membaca tentang sebuah survey yang menunjukkan bahwa anak-anak pada generasi sekarang ini, secara mayoritas mulai memerlukan bantuan kacamata lebih awal dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini karena dampak dari cahaya layar gawai pada mata anak-anak.  

Dari perspektif teknologi pikiran, penggunaan gawai yang intensif juga mempengaruhi Pikiran Bawah Sadar (PBS), dimana anak-anak generasi sekarang pada umumnya mempunyai kecenderungan perilaku yang maunya serba instan. Kok bisa ya? Tentu bisa, hal ini disebabkan karena anak-anak dapat melakukan apapun melalui gawai dengan mudah dan cepat.  

Penjelasan dari sisi neurosain dan medis dapat ditinjau dalam hubungannya faktor hormon. Hormon endorphin adalah hormon yang dihasilkan ketika manusia mengalami perasaan bahagia, oleh sebab itu hormon ini juga sering disebut sebagai hormon kebahagiaan. Dalam hubungannya dengan gawai, hormon ini terlalu sering dihasilkan bersamaan dengan perasaan senang (/bahagia) saat anak-anak memenangkan permainan (/games) dalam gawai dengan begitu mudahnya. 

Kombinasi dari kedua hal inilah yang kemudian memicu anak menganggap semua hal mudah dan cepat, dan terciptalah generasi instan seperti saya sebut diatas.  

Saya tidak akan berbicara lebih jauh lagi mengenai hal ini, namun jika Anda jeli dan konsisten mengamati fenomena ini, Anda akan semakin mudah menemukan banyak lagi simtom/ gejala serupa sehubungan dampak gawai pada anak.  

Mungkin Anda mau bilang, “Ahh.. kan anak saya gak tiap saat dikasih gawai”. Bagus, jika Anda sudah melakukan hal itu artinya Anda sudah mulai pahami efek buruk darigawai bagi anak Anda, dan artinya Anda sudah melakukan hal yang benar. 

Nah, dari tadi kita membahas dari sisi anak, bagaimana dari sisi orang tua? Ternyata orang tua juga tidak mau kalah dengan anaknya. Coba perhatikan tak sedikit keluarga yang sedang makan bersama di pusat perbelanjaan, tapi masing-masing sibuk dengan gawainya. Padahal momen kebersamaan seperti itu sangat penting membangun kedekatan emosional sekaligus waktu yang paling bagus untuk mengisi tangki kasih sayang anak.  

Tahukah Anda? Dari ruang terapi, kami menemukan ternyata banyak sekali akar masalah dari suatu ‘masalah’ pada anak, mulai dari prestasi yang menurun hingga narkoba, dapat disebabkan hanya karena kurangnya kedekatan emosional antara anak dengan orang tua.  

Sekarang saya percaya Anda sudah mulai mengerti bahwa inilah saatnya berikan yang terbaik dari Anda untuk anak Anda. Ini bukanlah hanya dengan memberikan gawai terkini yang mampu anda beli, ini adalah waktu berkualitas yang penuh dengan kasih, pengalaman personal dan hubungan emosional yang mendalam dengan anak Anda. Demikianlah kenyataannya.

Selengkapnya : http://m.kompasiana.com/ronykustendro/ini-yang-anak-anak-perlukan-dari-orang-tua-mereka_58dbe5fd5193734f33f199d6