Monday, October 31, 2016

Mengatasi Kepercayaan Penghambat

Pernahkan Anda merasa sangat sulit untuk mengubah cara pandang seseorang terhadap suatu hal, padahal Anda telah menerangkan panjang lebar mengenai hal tersebut, namun tetap saja cara pandangnya tidak bergeming sejengkalpun dari kondisi awalnya... mungkin saat itu Anda sudah mulai merasa sebel, jengkel, dongkol, gregetan... dan semakin dicoba, semakin membuat Anda penasaran dan justru semakin menjauh dari apa yang Anda coba terangkan kepadanya...

Mengapa ya?

Setelah Anda membaca dan memahami sifat Pikiran Bawah Sadar (PBS) berikut ini, Anda bisa mulai mengerti dan menjawab pertanyaan ini.

Cara kita meresponse suatu hal yang terjadi dalam kehidupan dikontrol hampir sepenuhnya oleh PBS. PBS menyimpan semua program yang menjadi kepercayaan atau pemahaman yang telah melekat dan ditanamkan sejak kita masih usia kanak-kanak. Hal ini kemudian kita kenal dengan istilah 'imprint'.

Saat 'imprint' telah melekat sedemikian kuatnya dalam PBS, maka hal ini akan diperlakukan sebagai hal yang mutlak dalam menilai dan menanggapi suatu kejadian, dan inilah yang dianggap paling benar oleh PBS.

Tahukah teman-teman, PBS itu sangat pintar, dan sifatnya melindungi kita dari perubahan yang dianggap membahayakan untuk kita. Oleh sebab itu ketika suatu 'imprint' telah terbentuk dan tertanam, PBS akan melakukan apapun untuk mencegah adanya perubahan.

Nah, sampai disini saya percaya Anda sudah mulai mendapatkan pemahaman baru dan mulai mengerti mengapa begitu sulitnya mengubah cara pandang seseorang terhadap suatu hal.

Beberapa contoh 'imprint' misalnya ada seorang yang merasa dirinya selalu gagal dalam usahanya tanpa ia mengerti sebabnya, ternyata setelah digali masalahnya adalah ia merasa bahwa dirinya tidak bisa sukses. Akar masalahnya terjadi saat ia masih kecil dan belum bisa mengerjakan PR sendiri, kemudian orang tua mengatakan 'bagaimana bisa sukses kalau mengerjakan PR sendiri saja tidak bisa'. Oleh si kecil, pernyataan ini dimaknai sebagai realitas, dan seperti yang Anda pahami mengenai cara kerja pikiran, yang terus mencari pembenaran atas hal ini sehingga menjadi realita yang terbawa hingga dewasa. Inilah yang disebut dengan 'imprint'.

Nah, sekarang Anda mulai mengerti mengapa ada orang yang bisa sukses namun ada juga orang yang hidupnya segitu-segitu saja. Tadinya saya mau mengulang, tapi saya tahu Anda sudah mengerti jawabannya, yang adalah karena terdapat perbedaan bagaimana seseorang memandang dan meresponse terhadap suatu kejadian.

Pertanyaannya, bagaimana jika ternyata cara pandang mereka itu salah dan justru kita hendak membantunya keluar dari hambatan yang selama ini telah menunda keberhasilan-keberhasilannya?

Hmm... sementara orang mungkin menganggapnya sulit. Tapi apakah tidak mungkin? Tentu tidak ya.... dalam kondisi hipnosis, sangat mungkin untuk mengubah 'imprint' tersebut.

Melalui hipnoterapi, seseorang dapat dibantu untuk mengatasi dan melepaskan 'imprint' yang kurang menguntungkan baginya. 

Untuk dapat berhasil, ia perlu menyadari dan menerima dirinya terlebih dahulu, kemudian meniatkan dan mengijinkan perubahan terjadi dalam hidup dan kehidupannya. Barulah setelah itu, seorang hipnoterapis dapat membantu melepaskan semua hambatan yang berasal dari emosi negatif di masa lalunya sehubungan dengan 'imprint' tersebut, dengan menemukan akar masalah dan melakukan restrukturisasi atasnya.

Maukah Anda melepaskan hambatan-hambatan yang mungkin ada dalam diri Anda? Siapkah Anda? 

Jawaban pertanyaan ini sepenuhnya ada dalam diri Anda sendiri.


Friday, October 7, 2016

Cara Menyikapi Perasaan Bersalah Dengan Benar

Seorang sahabat datang menemui saya, wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat. Cekung pipinya nampak jelas dan tubuhnya sedikit melengkung tanpa gairah. Kerutan-kerutan di dahinya seakan tidak mau ketinggalan menggambarkan suasana hatinya. Jika Anda juga memandangnya, mungkin Anda dapat segera rasakan bahwa ia sedang mengalami suatu pukulan dan sangat terbebani dengan suatu hal yang sangat menganggu pikirannya.

Saya sangat mengenal sahabat saya sebelum ini, sungguh berbeda dengan yang terlihat sekarang. Sepanjang pengetahuan saya, ia adalah seorang seorang yang gigih, taat beragama dan tekun, oleh sebab itu, saya setengah tidak dapat percaya melihat keadaaannya saat ini.

Kami memulai perbincangan dengan hal-hal ringan seputar keluarga; anak-anak dan istri, bisnis dan pekerjaan serta apa yang dilakukannya selama tidak bertemu beberapa waktu ini. Hampir semuanya terdengar baik-baik saja, setidaknya itu yang dapat saya tangkap dari kata-katanya, namun saya tetap dapat merasakan ada sebuah kerisauan, kecemasan dan kegelisahan yang mengganggunya.

Selama berbincang-bincang dengannya, saya dapat merasakan ada serangkaian peralihan bagian diri, seolah-olah ada beberapa kepribadian yang berbicara kepada saya. Di satu saat ia berbicara layaknya sahabat yang saya kenal selama ini, di saat berikutnya tiba-tiba ia berubah menjadi lemah, dan disaat yang lain saya merasakan adanya penyangkalan diri. Saya dapat rasakan ada sesuatu yang ia tidak ingin saya rasakan.

Saat ini, saya segera dapat merasakan bahwa sahabat saya ini sedang berada dalam suatu kondisi yang berhubungan dengan perasaan bersalah pada dirinya sendiri (/self guilt), perasaan bersalah yang sangat besar dan menyakitkan.

Sesuai definisinya, self guilt adalah suatu perasaan bertanggung jawab atau perasaan bersalah atas apa yang pernah dilakukannya dimasa lalu, baik itu nyata maupun hanya ada di pikiran. Seringkali orang mempunyai kepercayaan bahwa mereka perlu terus merasa bersalah dan menghukum diri sendiri, tidak hanya sekali, namun terus menerus, agar dapat belajar dari kesalahan tersebut.

Pertanyaaannya, apakah kepercayaan ini benar? Menurut saya, belajar dari kesalahan itu benar. Namun menghukum diri sendiri justru membuat akumulasi emosi negatif dalam Pikiran Bawah Sadar (PBS), selanjutnya emosi negatif ini akan menciptakan blocking yang dapat menyabotase kesusksesan Anda.

Nah, saya percaya Anda mulai mengerti ya, self guilt perlu segera diatasi dengan melepaskan, merelakan dan membiarkan emosi negatif tersebut pergi, hilang dan lenyap dari PBS Anda. Dari pengalaman di ruang terapi, self guilt adalah emosi yang cukup menantang untuk dibereskan, namun melalui hipnoterapi yang sanggup menjangkau hingga saat pertama kali akar masalah muncul, masalah ini pasti dapat dibereskan dengan baik.

Demikian pula pada sahabat saya, saya percaya hipnoterapi bisa membantunya keluar dari masalah emosionalnya dan kembali menjadi pribadi yang saya kenal dan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya memandang sahabat saya dengan seksama dan dapat saya rasakan, saat ini, ia belum siap untuk berubah. Maka saya katakan kepadanya kapanpun ia siap, boleh segera hubungi saya...