Sunday, April 30, 2017

Ibu Ini Susah Mengendalikan Emosinya. Ternyata Ini Penyebabnya.

Dari beberapa sesi hipnoterapi yang saya lakukan dalam ruang terapi, saya mengamati bahwa kebanyakan 'masalah' yang klien alami dalam kehidupan mereka di masa kini, justru berasal dari suatu kejadian di masa kecilnya yang melibatkan suatu emosi yang sangat intens.

Ironisnya, akar masalah dari kejadian ini mayoritas justru berawal dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga kandung. Penemuan ini juga diperkuat oleh pengalaman dari rekan-rekan sejawat hipnoterapis yang lain.

Beberapa akar masalah yang kami temukan berkutat seputar hal-hal dibawah ini, namun tidak terbatas pada:
1. Hubungan yang buruk dengan orang tua atau saudara kandung;
2. Orang tua super sibuk yang kemudian menciptakan anak yang kesepian;
3. Penggunaan semantik yang salah dari orang tua dan pemaknaan Pikiran Bawah Sadar (PBS) sesuai usianya, yang kemudian menjadi imprint bagi anak;
4. Pelekatan emosi-emosi negatif yang dieksploitasi secara berlebihan oleh orang tua pada masa kecil anak tanpa memperhatikan kondisi anak;
5. Beberapa kasus berhubungan dengan kekerasan fisik ya g sangat membekas dalam pikiran anak;
6. dll.

Dalam usia hingga maksimal 12 tahun, pikiran anak-anak masih dikendalikan sepenuhnya oleh PBS, sehingga dalam sebagian besar kehidupan mereka, sering berada dalam keadaan hipnosis (/trance). Usia 12 tahun bukanlah suatu patokan yang baku, terutama dengan perkembangan zaman yang kian cepat sekarang ini.  Namun  pada dasarnya, ada usia tertentu dimana Pikiran Sadar sudah mulai terbentuk dan mempengaruhi anak.

Nah kembali kepada rentang usia dimana anak masih berada dalam kondisi yang sugestif, dengan demikian, artinya setiap kata, nasehat, dan sugesti yang diberikan oleh lingkungan terdekat mereka, khususnya oleh orang tua sebagai figur otoritas, bisa segera diterima, ditanam dan dilaksanakan oleh PBS anak. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai Imprint, namun hal ini belum akan kita bahas sekarang. Saya akan membahas imprint lebih mendalam pada kesempatan lain.

Yang saya ingin Anda pahami bahwa setiap pengalaman yang dialami seorang anak pada masa kecilnya, terutama pengalaman emosional dengan orang tua mereka, sangat mempengaruhi seluruh rangkaian kehidupan mereka hingga dewasa.

Beberapa waktu lalu, saya menangani masalah seorang klien wanita berusia 38 tahun, sebut saja Ani. Ani mengeluh karena merasa sulit untuk mengendalikan kemarahannya terhadap suami dan anak-anaknya.

Sewaktu saya minta Ani untuk bercerita, tidak ada kata yang terucap dari bibirnya, hanya isak tangis yang terdengar memilukan dan menyayat hati...

Dengan teknik tertentu saya membantu Ani untuk masuk kedalam kondisi 'profound somnambulism' atau kondisi level hipnosis yang aman untuk hipnoterapi, disinilah terungkap akar masalah yang berhubungan dengan sakit hati yang disebabkan bentakan ibunya, kembali saat Ani berusia 7 tahun dan tidak sengaja memecahkan piring, padahal ia sudah minta maaf. Terungkap pula bahwa Ani sudah cukup lama tidak berkomunikasi dengan ibunya, walaupun hanya via telepon.

Segera setelah ditemukan akar masalahnya, dilakukanlah restrukturisasi disana.

Singkat cerita, Ani merasa sangat lega, plong, dan nyaman. Semua perasaan marah dan kecewa itu serasa diangkat, dilepas dan sirna...

Pada akhir sesi, Ani bilang sangat kangen ibunya dan setelah sesi dia akan segera menelepon ibunya untuk mulai menjalin kembali hubungan yang sempat terputus sebelumnya.

Nah, sekarang saya yakin Anda sudah lebih pahami peran penting Anda sebagai orang tua bagi anak-anak Anda. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keberlangsungan dan perkembangan emosional anak.

Demikianlah kenyataannya

Tuesday, April 11, 2017

Ini Cara Mudah Untuk Mempersingkat Waktu

Perjalanan pulang dari acara workshop di Bali ke Jakarta dengan pesawat terbang memakan waktu kurang lebih dua jam.

Memang dua jam terdengar singkat ya, namun singkat atau tidak, ini sifatnya relatif. Dua jam bisa menjadi waktu yang lama dan melelahkan, jika Anda tidak tahu bagaimana menikmatinya atau tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakan.

Coba bayangkan saat Anda harus terbang di penerbangan malam hari, ditambah dengan kondisi fisik dan mental yang sangat lelah, setelah diharuskan menunggu delay selama hampir 90 menit. Letih, lelah, capek, sebel, gemes... semua perasaan ini bercampur-aduk dalam hati dan pikiran Anda. Gimana rasanya? Hmm... sekarang Anda bisa mulai bayangkan dan rasakan, iya kan...

Baik, sekarang mari kita bicara tentang waktu. Dalam dunia Neuro Linguistic Programming (NLP), dikenal istilah distorsi waktu (/Time Distortion). 

Dalam konsep distorsi waktu, kami mempelajari bagaimana caranya untuk mempercepat waktu (/Speeding Time) atau memperlambat waktu (/Slowing Time) dengan menggunakan teknik tertentu. Ini adalah teknik yang sangat bagus, dan teknik inilah yang sering saya gunakan sebelum mulai mengenal dan mempelajari dunia hipnosis.

Setelah mempelajari hipnosis, terutama self-hypnosis yang secara alami memungkinkan kita untuk masuk dengan mudah kedalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan, saya memahami bahwa ternyata teknik ini juga dapat membawa kita mengalani fenomena yang sama dengan Time Distortion - Speeding Time dalam NLP.

Perlu dicatat bahwa teknik Time Distortion dalam NLP dan Hipnosis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan juga berbeda cara penggunaannya. Namun dalam artikel ini, saya hanya akan menyoroti fenomena yang sama-sama dihasilkan dari kedua teknik ini, yaitu distorsi waktu, khususnya Speeding Time.

Bagi saya pribadi, teknik dalam hipnosis inilah yang sekarang lebih sering saya gunakan disaat saya membutuhkan untuk bisa mempercepat waktu dengan mudah. Ini saat seperti yang saya alami dalam dua jam perjalanan dari Bali ke Jakarta yang melelahkan itu.

Satu hal yang menarik adalah, penelitian membuktikan bahwa saat Anda berada dalam kondisi relaksasi, dengan level kedalaman tertentu, secara otomatis terjadilah fenomena yang serupa dengan Time Distortion -Speeding Time, yang saya sudah jelaskan diatas.

Level kedalaman inilah kuncinya, sayangnya tidak semua orang mengerti cara masuk kedalam kondisi relaksasi yang dalam seperti ini. Dalam konteks hipnoyerapi, disinilah peran seorang hipnoterapis menjadi penting. Untuk dapat melakukan terapi yang efektif, diperlukan level kedalaman yang spesifik. Level kedalaman ini disebut dengan Profound Somnambulism dalam skala hipnotic depth level Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI).

Baik, sekarang kembali kedalam kabin pesawat terbang. Demikianlah terjadi, dengan teknik tertentu saya masuk kedalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan dan mempertahankan kondisi ini di level kedalaman 

Saat berada dalam kondisi ini, waktu terasa begitu cepat dan saya baru keluar dari kondisi relaksasi ini saat mendengar sang pramugari mengumumkan saat mendarat yang sudah dekat. Anda tahu artinya kan, artinya saat itu saya sudah berada dalam kondisi relaksasi selama sekitar dua jam. Namun bagi pikiran saya, rasanya baru 15 menit saja saya memejamkan mata.

Dan tahukah Anda apa yang menarik? Saat saya keluar dari kondisi relaksasi itu, saya keluar dengan kondisi tubuh dan pikiran yang sangat segar, mata terang dan penuh dengan semangat baru...

Menarik ya.. bagaimana menurut Anda?

Banyak Orang Takut Hipnosis, Ternyata ini Penyebabnya

Pasangan saya sedang mengikuti kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotheraphy (SECH) dengan kurikulum 110 jam yang dibagi menjadi 3 pertemuan, di Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI). Setelah selesai dengan kurikulum ini, ia bisa segera memperoleh sertifikasi sebagai hipnoterapis (C.Ht.) yang cakap dan handal.

Sebagai bagian dari proses pembelajaran di minggu pertama, ia perlu langsung mempraktekkan apa yang dipelajari di kelas, dengan mencari minimum 10 orang untuk dibantu mengalami relaksasi fisik dan mental yang sangat dalam dan menyenangkan.

Pada tahapan ini, ia belum boleh melakukan terapi secara spesifik; untuk terapi baru boleh dijadwalkan setelah minggu kedua dimana ia telah dilengkapi dengan kemampuan yang mumpuni.

Nah, ini yang menarik, saat pasangan saya mulai mencari klien yang bisa dibantu, ada yang langsung setuju dan segera mendapatkan keuntungan melalui sesi relaksasinya, dimana mereka bisa mulai merasa lebih tenang, nyaman dan ada beberapa yang mulai merasakan perubahan positif dalam hidupnya.

Namun ternyata ada juga yang maju mundur, ragu-ragu, dan bahkan terkesan menghindar... hal demikian sangatlah wajar dan mungkin terjadi karena satu dan lain hal. Ini disebabkan oleh maraknya pemberitaan negatif tentang hipnosis yang kemudian membangun pemahaman yang kurang tepat mengenai hipnosis secara umum, dan hipnoterapi secara khusus.

Mungkin Anda sering mendengar kalimat ini, "Wah... kemaren hampir saja saya di hipnotis". Ini adalah salah satu hal mendasar yang perlu diketahui; kata hipnosis dan kata hipnotis ternyata memiliki arti yang berbeda. Seperti saat kita menggunakan kata pianis, pianis mengacu kepada orang yang memainkan piano. Demikian juga hipnotis, kata hipnotis mengacu kepada orang yang melakukan hipnosis.

Hal lain yang menyebabkan pemahaman yang kurang tepat adalah ternyata mereka mengira bahwa pada saat dalam kondisi relaksasi (/hipnosis), mereka menjadi tidak sadar, sehingga semua rahasia bisa dikorek keluar tanpa dapat dikontrol, hmm... benarkah demikian?

Walaupun saat seseorang dalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan, mereka berada dalam kondisi kesadaran yang sangat spesifik, mereka tetap sadar sesadar-sadarnya dan masih tetap memiliki kontrol atas pikiran mereka dan bahkan masih bisa memilah informasi mana yang mau diungkapkan, juga informasi mana yang tidak mau diungkapkan.

Hipnosis bukanlah tidur, juga tidak bisa mengubah kepribadian atau bahkan mencuci otak seseorang. Kendali sepenuhnya ada dalam diri Anda.

Setelah membaca penjelasan ini, saya percaya sekarang dan seterusnya bisa mulai pahami dengan lebih baik....

Demikianlah kenyataannya.